Archive for 2011

Behind The Scene


.


Elmen
Sistem Pencernaan Manusia




Evelyn Anabela
Sistem Saraf dan Sistem Indera



Gladys Priskilla
Sistem Reproduksi Pria dan Hewan



Jordy Timothy
Sistem Pencernaan Hewan



Merissa Arviana
Sistem Ekskresi



Nerissa Arviana
Sistem Imun



Ruth Anggayasti Hasita
Sistem Reproduksi Wanita dan Sistem Hormon



Sepfianus
Sistem Pernafasan



Steven Juanda
Sistem Sirkulasi

Sistem Pencernaan


.

Sistem pencernaan adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur.

Berikut ini merupakan fungsi umum dari makanan yang kita makan setiap hari.
·         Untuk memberikan tenaga atau energi pada tubuh makhluk hidup sehingga dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari.
·         Sumber pengatur dan pelindung tubuh terhadap penyakit
·         Sumber pembangun tubuh baik untuk pertumbuhan maupun perbaikan tubuh.
·         Sebagai sumber bahan pengganti sel-sel tua yang usang dimakan usia.

Karbohidrat

·         Sumber Energi

Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena banyakdi dapat di alam dan harganya relatif murah. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kkalori. Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera; sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak.

  •          Pemberi Rasa Manis pada Makanan
    •      Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalag gula yang paling manis.

  •  Penghemat Protein
    • Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun

  • Pengatur Metabolisme Lemak
    • Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat tubuh.
  • Membantu Pengeluaran Feses
    • Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara emngatur peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltik usus.

    • Karbohidrat dibagi menjadi 3 yaitu :
      • -          Monosakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari satu gugus gula
      • -          Disakarida adalah karbohidart yang terdiri dari dua gugus gula.
    • Polisakarida adalah kabohidart yang terdiri dari banyak gugus gula
Lemak
      Fungsi lemak umumnya yaitu sebagai sumber energi, bahan baku hormon, membantu transport vitamin yang larut lemak, sebagai bahan insulasi terhadap perubahan suhu, serta pelindung organ-organ tubuh bagian dalam. Sebuah penelitian pernah melaporkan bahwa hewan-hewan percobaan yang tidak mendapatkan jumlah lemak yang cukup dalam makanannya akan mengalami hambatan pertumbuhan, bahkan ada yang berhenti tumbuh dan akhirnya mati. Kurangnya lemak dalam makanan juga akan menyebabkan kulit menjadi kering dan bersisik.  Dalam saluran pencernaan, lemak dan minyak akan lebih lama berada di dalam lambung dibandingkan dengan karbohidrat dan protein, demikian juga proses penyerapan lemak yang lebih lambat dibandingkan unsur lainnya. Oleh karena itu, makanan yang mengandung lemak mampu memberikan rasa kenyang yang lebih lama dibandingkan makanan yang kurang atau tidak mengandung lemak. Salah satu fungsi lemak memang untuk mensuplai sejumlah energi, dimana satu gram lemak mengandung 9 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat hanya mengandung 4 kalori. Fungsi lain dari lemak adalah untuk membantu absorbsi vitamin yang larut dalam lemak. Selain itu, lemak juga merupakan sumber asam-asam lemak esensial yang tidak dapat dihasilkan tubuh dan harus disuplai dari makanan. Fungsi lemak sebagai bahan baku hormon juga sangat berpengaruh terhadap proses fisiologis di dalam tubuh, contohnya yaitu pembuatan hormon seks.

Protein

Fungsi protein di dalam tubuh kita sangat banyak, bahkan banyak dari proses pertumbuhan tubuh manusia dipengaruhi oleh protein yang terkandung di dalam tubuh kita

Sebagai enzim
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa makromolekul spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang
sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbon dioksida sampai yang sangat rumit seperti replikasi kromosom. Protein besar peranannya terhadap perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologis.

Alat pengangkut dan penyimpan
Banyak molekul dengan MB kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau dipindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin mengangkut

Penunjang mekanis
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut.

Media perambatan impuls syaraf
Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor, misalnya rodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai reseptor
penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.

Pengendalian pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan

Mineral
Mineral adalah senyawa merupakan subsatansi anorganik dan pada umumnya di temukan dalam bentuk ion. Biasanya zat garam mineral terdapat pada minuman yang kita minum dan juga pada makanan yang kita makan.

Vitamin adalah salah satu zat dari ribuan lainnya dimana keberadaannya sangat penting bagi tubuh manusia dan hewan, setiap vitamin yang terkandung dalam makanan mempunyai fungsinya masing masing baik itu untuk menjaga kesegaran tubuh ataupun untuk menghilangkan rasa capek agar tetap bersemangat dalam bekerja



ZAT ADITIF

A. Pengertian Zat Adiktif
Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh organisme hidup dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara terus-menerus yang jika dihentikan dapat memberi efek lelah luar biasa atau rasa sakit luar biasa.

B. Jenis Obat Yang Berzat Adiktif
Sesuai dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1997 tentang Psikotropika menyebutkan beberapa obat yang mengandung zat adiktif di antaranya adalah :
1. Amfetamin
2. Amobarbital, Flunitrazepam
3. Diahepam, Bromazepam, Fenobarbital
4. Minuman Beralkohol / Minuman Keras / Miras
5. Tembakau / Rokok / Lisong
6. Halusinogen
7. Bahan Pelarut seperti bensin, tiner, lem, cat, solvent, dll

C. Dampak / Efek yang Dapat Ditimbulkan Zat Adiktif
1. Efek/Dampak Penyalahgunaan Minuman Alkohol
Alkohol dalam minuman keras dapat menyebabkan gangguan jantung dan otot syaraf, mengganggu metabolisme tubuh, membuat janis menjadi cacat, impoten serta gangguan seks lainnya.
2. Efek/Dampak Penyalahgunaan Ganja
Zat kandungan dalam ganja yang berbahaya dapat menyebabkan daya tahan tubuh berkurang dan melemah sehingga mudah terserang penyakit dan infeksi serta memperburuk aliran darah koroner.
3. Efek/Dampak Penyalahgunaan Halusinogen
Halusinogen dalam tubuh manusia dapat mengakibatkan pendarahan otak.
4. Efek/Dampak Penyalahgunaan Kokain
Zat adiktif kokain jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan kekurangan sel darah putih atau anemia sehingga dapat membuat badan kurus kering.
5. Efek/Dampak Penyalahgunaan Opiat / Opioda
Zat opioda atau opiat yang masuk ke dalam badan manusia dapat mengganggu menstruasi pada perempuan / wanita serta impotensi dan konstipasi khronuk pada pria / laki-laki.
6. Efek/Dampak Penyalahgunaan Inhalasia
Inhalasia memiliki dampak buruk bagi kesehatan kita seperti gangguan pada fungsi jantung, otak, dan lever.
7. Efek/Dampak Penyalahgunaan Non Obat
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temui benda-benda yang disalahgunakan oleh banyak orang untuk mendapatkan efek tertentu yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. 




SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus.


Mulut
Dilakukan pencernaan secara mekanik oleh gigi dan kimiawi oleh ludah yang dihasilkan Kelenjar Parotis, Submandibularis dan Sublingualis yang mengandung enzim Amilase (Ptyalin).

Lambung
Dilakukan secara mekanik dan kimiawi, Sekretin yaitu hormon yang merangsang pankreas untuk mengeluarkan sekretnya.

Renin yaitu enzim yang mampu menggumpalkan Kasein (sejenis protein) dalam susu.



Fungsi HCI Lambung :

1.
Merangsang keluamya sekretin
2.
Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.
3.
Desinfektan
4.
Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empdu mengeluarkan getahnya.

Usus
Di dalam Duodenum terdapat getah pankreas (bersifat basa) yang mengandung Steapsin (Lipase), Amilase dan Tripsinogen.
Enterokinase adalah suatu aktivator enzim. Dalam usus halus makanan diabsorbsi. Usus memperluas bidang penyerapan dengan melakukan jonjot usus (Villi).
Dalam usus besar (Kolon), air direabsorbsi serta sisa makanan dibusukkan menjadi feses selanjutnya dibuang melalui anus (Proses Defekasi).




KELAINAN DAN PENYAKIT PADA SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Beberapa kelainan dan penyakit yang dapat terjadi pada alat-alat sistem pencernaan antara lain: 1. Parotitis
Penyakit gondong yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang kelenjar air ludah di bagian bawah telinga, akibatnya kelenjar ludah menjadi bengkak atau membesar.
2. Xerostomia
Xerostomia adalah istilah bagi penyakit pada rongga mulut yang ditandai dengan rendahnya produksi air ludah. Kondisi mulut yang kering membuat makanan kurang tercerna dengan baik.
3.      Tukak Lambung
Tukak lambung terjadi karena adanya luka pada dinding lambung bagian dalam. Maka secara teratur sangat dianjurkan untuk mengurangi resiko timbulnya tukak lambung.
4. Appendiksitis
Appendiksitis atau infeksi usus buntu, dapat merembet ke usus besar dan
menyebabkan radang selaput rongga perut.
5. Diare
Diare adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri maupun protozoa pada usus besar. Karena infeksi tersebut, proses penyerapan air di usus besar terganggu, akibatnya feses menjadi encer.
6. Konstipasi

Konstipasi atau sembelit terjadi akibat penyerapan air yang berlebihan pada sisa makanan di dalam usus besar. Akibatnya, feses menjadi sangat padat dan keras sehingga sulit dikeluarkan. Untuk mencegah sembelit dianjurkan untuk buang air besar teratur tiap hari dan banyak makan sayuran atau buah-buahan.


Sistem Pencernaan Pada Hewan

         Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel.

1. Sistem Pencernaan Pada Hewan Invertebrata
      Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara intrasel, seperti pada protozoa, porifera, dan Coelenterata.


a. Sistem Pencernaan Makanan Pada Cacing Tanah

Sistem pencernaan makanan pada cacing tanah sudah sempurna. Cacing tanah memiliki alat-alat pencernaan mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Proses pencernaan dibantu oleh enzim - enzim

yang dikeluarkan oleh getah pencernaan secara ekstrasel. Makanan cacing tanah berupa daun-daunan serta sampah organik yang sudah lapuk. Cacing tanah dapat mencerna senyawa organik tersebut menjadi molekul yang sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.


b. Sistem Pencernaan Pada Serangga
     Sebagaimana pada cacing tanah, serangga memiliki sistem pencernaan makanan yang sudah sempurna, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus sampai anus.

Pencernaan pada serangga dilakukan secara ekstrasel.


2. Sistem Pencernaan Pada Hewan vertebrata
      Organ pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan (tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria

a. Sistem Pencernaan Pada Ikan
     Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang. 

      Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang penyerapan makanan.
Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus.
    

b. Sistem Pencernaan Pada Amfibi
     Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatang
amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi rongga mulut dimana terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa, esophagus yang berupa saluran pendek pencernaan, ventrikulus (lambung) yang berbentuk kantung yang bila terisi makanan, lambung katak dapat dibedakan menjadi 2 yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus, intestinum (usus)  dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.  Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloata, dan  kloaka yang merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine.


c. Sistem Pencernaan Pada Reptil
Sebagaimana pada ikan dan amfibi, sistem pencernaan makanan pada reptil meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptil umumnya karnivora (pemakan daging). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada reptil meliputi:rongga mulut: bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan bawah, masing-masing memiliki deretan gigi yang berbentuk kerucut, gigi,esofagus (kerongkongan),ventrikulus(lambung),intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.

Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas. Hati pada reptilia memiliki dua lobus (gelambirf dan berwarna)
kemerahan. Kantung empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati.
Pankreas berada di antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih kekuning-kuningan.


d. Sistem Pencernaan Pada Burung
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan.

Saluran pencernaan pada burung terdiri atas paruh yang merupakan modifikasi dari gigi, rongga mulut yang terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk, faring yang berupa saluran pendek, esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat, lambung terdiri atas Proventrikulus (lambung kelenjar) dan Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal.
6) intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada burung merpati tidak terdapat kantung empedu.


e. Sistem Pencernaan pada Mamalia

     Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput) seperti domba, sapi, kerbau disebut sebagai hewan memamah biak (ruminansia). Sistem pencernaan makanan pada hewan ini lebih panjang dan kompleks. Makanan hewan ini banyak mengandung selulosa yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan sistem pencernaan hewan lain.
     Perbedaan sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia, tampak pada struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi untuk mengunyah rerumputan yang sulit dicerna. Di samping itu, pada hewan ruminansia terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu: rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam).
     Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retlkulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasums 7-8'/o.Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot spingter berkontraksi. Abomasum merupakan lambung yang sesungguhnya pada hewan ruminansia.

Sistem Reproduksi


.


SISTEM REPRODUKSI PRIA

Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari:
  • Penis  
    • è Terdapat Korpus Cavernosum & Korpus Spongiosum (jaringan bunga karang).
  • Skrotum (kantung zakar/kantung pelir)  
    • merupakan kantung yang di dalamnya   berisi testis.
  • Testis (buah zakar)
    •  berjumlah sepasang dan berbentuk bulat telur. Testis tersimpan dalam satu kantong yang disebut skrotum atau kantong buah zakar.
    • Fungsi: sebagai tempat pembentukan sel seperma dan hormon kelamin ( testoteron ).

Struktur dalam dari reproduksi pria terdiri dari:
  • Vas deferens : saluran yang menghubungkan testis dan kantong seperma(saluran yang membawa sperma dari epididimis). Vas defferens berjumlah sepasang, bagian ujungnya terletak di dalam kelenjar prostat. Saluran ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk kedalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius
ss
  • Uretra :
·         Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih
·          Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.
·         Fungsi: saluran urine dan saluran sperma.

  • Kelenjar prostat
·         Terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari uretra.
·         Menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi sperma

  • Vesikula seminalis
    • Menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi sperma


Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria
  • Hipogonadisme
    • Penurunan fungsi testis, disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron è menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.
    • Penanganan: terapi hormon.
  • Kriptorkidisme
    • Kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi.
    • Penanganan: pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
  •  Uretritis
    • Peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
  • Prostatitis
    • Peradangan prostat.                                                                                                   
    • Penyebab: bakteri ataupun bukan bakteri.
  •  Epididimitis
    • Infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria.                              
    • Penyebab: E. coli dan Chlamydia.
  • Orkitis
    • Peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.



SISTEM REPRODUKSI WANITA

ORGAN REPRODUKSI DALAM

1.       OVARIUM
-          Berjumlah sepasang, berbentuk oval, panjang 3-4cm
-          Berada di rongga badan di daerah pinggang
-          Berperan secara bergantian dalam menghasilkan ovum (sel telur).
-          Umumnya menghasilkan ovum setiap 28 hari sekali
-          Menghasilkan hormon esterogen dan progesteron

2.       SALURAN REPRODUKSI/KELAMIN
-          OVIDUK (Tuba Falopii)
·         Adalah saluran telur yang terletak di kanan dan kiri ovarium (berjumlah sepasang) dengan panjang 10 cm.
·         Bagian-bagian:
à Infundibulum: Bagian pangkal oviduk yang berbentuk corong
à Fimbrae: atau jumbai-jumbai yang berada pada infundibulum, berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium dan menyalurkannya ke oviduk.
·         Fungsi: menyalurkan ovum dari ovarium ke uterus
-          UTERUS (rahim)
·         Adalah rongga pertemuan oviduk yang berbentuk seperti buah pir
·         Fungsi: Tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi
·         Serviks: Bagian bawah uterus yang mengecil
·         Lapisan endometrium (dinding rahim):
à Tersusun dari sel epitel dan membatasi uterus
à Menghasilkan banyak lendir
à Terdapapat banyak pembuluh darah
à Saat ovulasi akan menebal, saat menstruasi akan meluruh
-          VAGINA
·         Saluran akhir dari saluran reproduksi dalam pada wanita
·         Bermuara pada vulva
·         Bagian-bagian:
à Terluar = selaput berlendir -> menghasilkan lendir(oleh kelenjar Bartholin) pada saat terjadi rangsangan seksual.
à Tengah = lapisan otot -> bersifat elastis
à Terdalam = jaringan ikat berserat -> bersifat elastis

gambar 1. Organ reproduksi dalam pada wanita

ORGAN REPRODUKSI LUAR
1.       VULVA
          Adalah celah paling luar dari organ reproduksi wanita.
          Tempat bermuara saluran uretra (salurang kencing) dan saluran kelamin (vagina)
          Bagian-bagian:
·         Mons Pubis / mons veneris : daerah atas/terluar vulva yang mengandung banyak jaringan lemak
·         Labium Mayor (bibir besar): berjumlah sepasang dan berfungsi untuk melindungi vagina
·         Labium Minor (bibir kecil):  berjumlah sepasang dan berfungsi untuk melindungi vagina
·         Klitoris: Tojolan yang merupakan gabungan bagian dari bagian atas labium mayor dan minor. Merupakan organ erektil. Mengandung Korpus Kavernosa.
·         Himen / Selaput dara: Selaput tipis yang terletak di dekat saluran ujung vagina

gambar 2. Organ reproduksi dalam dan luar pada wanita




OOGENESIS
-          Merupakan proses pembentukan ovum dalam ovarium



HORMON WANITA
  • Berkembang jauh lebih kompleks dari pada pria
  •  Contoh:

o   Menstruasi
§  Pendarahan secara periodik & siklik dari uterus yang disertai pelepasan endometrium
§  Terjadi jika tidak terjadi proses pembuahan
§  Berlangsung sekitar 28 hari
§  Ovulasi: Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium; berkaitan dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium
§  4 fase menstruasi
·          Fase menstruasi
o   Terjadi bila ovum tidak dibuahi sperma
o   Korpus luteum menghentikan produksi hormon estrogen & progesteron
o   Menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium + endometrium sobek/ meluruh
o   Endometrium mengandung pembuluh darah sehingga luruhnya endometrium mnyebabkan pendarahan (V = ± 50 mL)
o   Berlangsung sekitar 5 hari
·         Fase pra-ovulasi
o   Akhir siklus menstruasi
o   Hipotalamus à hormon gonadotropin: merangsang pengeluaran FSH u/ membentuk folikel primer yg mengelilingi oosit primer
o   Folikel & oosit primer tumbuh sampai hr ke-14
o   Menjadi folikel matang/ de Graaf dgn ovum di dalamnya
o   Selama pertumbuhan, folikel melepaskan hormon estrogen untuk:
1.      Proliferasi sel-sel penyusun endometrium
2.      Mengeluarkan lendir (basa) untuk menetralkan   asam pada serviks agar mendukung lingkungan hidup sperma
·         Fase ovulasi
o   Terjadi perubahan homon saat mendekati fase ini
o   Peningkatan kadar estrogen slama fase pra-ovulasi menghasilkan reaksi umpan balik negatif/ penghambatan pelepasan FSH lebih lanjut
o   Konsentrasi FSH turun, LH dilepaskan
o   LH merangsang pelepasan oosit sekunder dr folikel de Graaf = Ovulasi
o   Ovum yang dikeluarkan siap dibuahi sperma
o   Pada hari ke-14
·         Fase pasca-ovulasi
o   Folikel de Graaf mengkerut menjadi korpus luteum (pengaruh FSH & LH)
o   Korpus luteum tetap menghasilkan estrogen (tapi tidak sebanyak folikel de Graaf) & progesteron.
o   Progesteron:
1.      Mendukung estrogen menebalkan endometrium
2.      Menumbuhkan pembuluh darah
3.      Merangsang sekresi lendir pada vagina
4.      Menumbuhkan kelenjar susu pada payudara
o   Fungsi keseluruhan estrogen &progestron: menyiapkan implantasi zigot apabila terjadi pembuahan/ kehamilan
o   Jika sampai hari ke-26 tidak terjadi fertilisasi, produksi estrogen & progesteron akan rendah, sehingga FSH dan LH dilepaskan lagi oleh hipofisis, dan fasenya kembali lagi ke fase menstruasi
o   FSH: Follicle-stimulating hormone
o   LH: Luteinzing Hormone


FERTILISASI
      Fertilisasi terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma.
      Korona Radiata : Berlapis-lapis sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder.
      Zona Pelusida : Lapisan sebelah dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus oosit sekunder.
      Untuk dapat terjadi proses pembuahan, sperma harus menembus korona radiate dan zona pelusida untuk mencapai oosit sekunder.
      Proses Fertilisasi

      Senyawa/enzim yang membantu proses fertilisasi
      Pada sperma
      Hialuronidase : enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada korona radiata.
      Akrosin : protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida.
      Antifertilizin : antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit sekunder.
      Pada oosit sekunder
      Senyawa yang terdapat pada oosit sekunder adalah fertilizin yang berfungsi :
1.      Mengaktifkan sperma agar dapat bergerak lebih cepat.
2.      Menarik sperma secara kemotaksis positif.
3.      Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder. 


KEHAMILAN (GESTASI)



PERSALINAN
      Merupakan proses kelahiran bayi.
      Pada proses ini uterus secara perlahan menjadi lebih peka sampai akhirnya berkontraksi secara berkala sampai bayi lahir.
      Hormon-hormon yang berpengaruh:
    Estrogen :
     Dihasilkan : Plasenta
    Fungsi : kontraksi uterus
    Oksitosi
      Dihasilkan : hipofosis ibu dan janin
      Fungsi : Kontraksi uterus
    Prostaglandin
      Dihasilkan : Membran pada janin
      Fungsi : Meningkatkan insensitas kontraksi pada uterus
    Relaksin
      Dihasilkan : korpus luteum pada ovarium, dan plasenta
      Fungsi : Relaksasi / melunakakkan serviks dan melonggarkan tulang panggul sehingga memudahkan proses persalinan
      Faktor mekanis yang mempengaruhi:
      Peregangan / Relaksasi otot-otot uterus dan serviks.
      peningkatan kontraksi otot polos di sekitar uterus
      Peningkatan kontraksi otot uterus. 


LAKTASI
      Berasal dari sepasang kelenjar susu / payudara ibu
SEBELUM KEHAMILAN
SESUDAH KEHAMILAN
Payudara hanya terdiri dari jar. Adiposa (lemak), sistem berupa kelenjar susu, dan saluran kelenjar / duktus kelenjar yang belum berkembang

      Adanya pertumbuhan jaringan susu oleh mammotrophin ( à hormon yang di hasilkan o/ hipofisis ibu dan plasenta janin.
      esterogen dan prosterogen membuat sist. Kelenjar payudara bertumbuh. Fungsi khusus dari 2 hormon ini a/ mencegah sekresi air susu.
      Hormon Prolaktin : meningkatkan sekresi air susu (dihasilkan o/ hipofisis ibu).
      Hormon Somatomamotropin korion : bersifat laktogenik ringan, shg menyokong prolaktin.

      Keuntungan dari memberi ASI
      Pemenuhan kebutuhan gizi bagi bayi. (mengandung berbagai antibodi alami yg melindungi bayi yg baru lahir)
      Meningkatkan IQ anak ( mengandung DHA dan AA, serta enzim lipase)
      Terbentuk ikatan emosional antara ibu dan bayi
      Menyusui mempermudah menurunkan berat badan pasca kehamilan
      Menyusui merangsang uterus berkontraksi hingga kembali kebentuknya semula
      Menyusui merupakan kontrasepsi alami
      Dengan menyusui, Ibu tidak perlu repot membeli susu formula dan menyediakan botol-botol bayi. 


GANGGUAN DAN PENYAKIT
      Pada wanita

      Gangguan menstruasi
      Amonroe Primer : Tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan / tanpa perkembangan seksual sekunder.
      Amonroe Sekunder : Tidak terjadinya menstruasi selama 3-6 bulan pada orang yang sudah mengalami siklus menstruasi.
      Kanker Genitalia
      Kanker Vagina :
      Tidak diketahui penyebabnya utamanya
      Mungkin disebabkan karena iritasi oleh virus
      Pengobatan : Kemotrapi dan bedah laser
      Kanker Serviks :
      Keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh  di seluruh lapisan epitel serviks
      Pengobatan : Pengankatan uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul
      Kanker Ovarium :
      Gejala tidak jelas
      Pengobatan : pembedahan dan kemotrapi
      Endometerosis
      Keadaan dimana jaringan endometrius terdapat di luar uterus.
      Gejala : Nyeri perut, pinggang sakit, nyeri pada saat menstruasi
      Akibat : sulit terjadi kehamilan
      Pengobatan : pemberian obat, laparoskopi, atau bedah laser
      Infeksi Vagina
      Gejala : Keputihan dan timbul gatal-gatal
      Menyerang wanita usia produktif
      Penyebab : hubungan seks bebas, infeksi jamur dan / atau bakteri. 

      Pada Pria
      Hipogonadisme
      Penurunan fungsi testis
      Penyebab : gangguan interaksi hormon (cnth. adrogen dan testosteron)
      Akibat : infertilisasi, impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan
      Pengobatan : terapi hormon
      Uretritis
      Peradangan uretra
      Gejala : rasa gatal pada penis, dan sering buang air kecil
      Penyebab : Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum, atau virus herpes
      Prostatitis
      Peradangan prostat
      Penyebab : Bakteri -> Escherichia coli, atau bukan bakteri
      Epididimitis
      Infeksi pada saluran reproduksi pria
      Penyebab : E. coli dan Chlamydia
      Orkitis
      Peradangan pada testis
      Penyebab : virus parotitis
      Akibat : infertilisasi pada pria dewasa
      Kriptorkidisme
      Kegagalan dari satu atau dua testis untuk turun dari rongga abdomen kedalam skrotum pada waktu bayi
      Pengobatan : Pemberian hormon human chorionic gonadotropin, atau pembedahan 



KESEHATAN REPRODUKSI
      Pada Wanita

      Selalu membersihkan bagian luar mulut vagina setelah buang air ( dengan air + sabun dengan kadar soda rendah)
      Penggunaan obat antiseptik cukup 2 kali seminggu
      Pastikan vagina selalu dalam keadaan kering
      Hindari penggunaan celana dari bahan nilon (nilon tidak menyerap keringat)
      Jangan memberi bedak di daerah vagina à menimbulkan kanker
      Jangan menahan buang air kecil
      Segera periksa ke dokter apabila ada keluhan

      Pada Pria
      Melakukan pemeriksaan secara rutin
      Melindungi testis selama beraktivitas
      Mengurangi kebiasaan mandi dengan air panas
      Jalani pola hidup sehat
      Hindari rokok dan minuman keras 




SISTEM REPRODUKSI HEWAN


Hewan Vertebrata
            Terjadi secara seksual (fertilisasi internal atau fertilisasi eksternal). Fertilisasi terjadi saat sperma dan ovum bersatu yang berasal dari dua individu yang berbeda jenis kelamin.
·         Fertilisasi Eksternal
ð  Penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh hewan betina.
ð  Berlangsung dalam suatu media cair (misal: air).
Contoh: pisces (ikan) dan amfibi (katak)

·         Fertilisasi Internal
ð  Penyatuan sperma dan ovum terjadi di dalam tubuh hewan betina.
ð  Dapat terjadi karena peristiwa kopulasi (masuknya alat kelamin jantan ke dalam alat kelamin betina)
ð  Terjadi pada hewan darat (terestrial)
Contoh: reptil, aves, dan mamalia

Cara perkembangan embrio dan kelahiran keturunan
ü  Ovipar (bertelur)
Embrio berkembang dalam telur dan dilindungi oleh cankang dan mendapat cadangan makanan dari dalam telur. Setelah telur keluar dari tubuh induk betina, maka telur akan dierami hingga menetas.

ü  Vivipar (beranak)
Embrio berkembang dan mendapan asupan makanan dari dalam uterus (rahim) induk betina. Setelah anak siap dilahirkan, maka anak akan keluar dari vagina induk betina.

ü  Ovovivipar (bertelur dan beranak)
Embrio berkembang di dalam telur, tetapi telur masi tersimpan di dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang berada di dalam telur.
Reproduksi Ikan
ð  Terjadi secara eksternal dan lahir dengan cara ovipar (bertelur).
ð  Penyatuan ovum ikan jantan dan ikan betina terjadi di medium air.
ð  Ketika bertelur betina mengeluarkan ovum dari ovarium (kelenjarkelamin betina) melalui oviduk (saluran telur) dan dikeluarkan melalui kloaka.
Reproduksi Amfibi (Katak)
ð  Terjadi secara eksternal dan lahir secara ovipar dengan perilaku ampleksus (katak jantan menempel pada punggung katak betina)
ð  Ampleksus è katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air
ð  Ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin)
ð  Setelah betina mengeluarkan ovum, katak janjtan juga mengeluarkan sperma.
Reproduksi Reptil (Reptilia)
ð  Terjadi secara internal.
ð  Pada umumnya bersifat ovipar, tapi ada juga yang bersifat ovovivipar.
ð  Reptil jantan memiliki hemipenis è berfungsi sebagai alat kopulasi pada tubuh reptil betina.
ð  Setelah ovum dibuahi oleh sperma (di dalam tubuh betina), maka telur akan dikelilingi oleh cangkang telur.
Reproduksi Burung (Aves)
ð  Terjadi secara internal, fertilisasi terjadi di dalam tubuh karena kelompok burung tidak memiliki alat kelamin luar.
ð  Kelahiran bersifat ovipar
ð  Hanya terdapat satu ovarium pada burung betina
Reproduksi Mamalia (Mammalia)
ð  Setiap jenis hewan mamalia merupakan hewan vivipar.
ð  Terjadi secara internal
ð  Mamalia jantan dan betina memiliki alat reproduksi luar, perkawinan antara mamalia jantan dan betina terjadi dengan cara masuknya penis mamalia jantan ke dalam liang vagina betina.
ð  Mamalia jantan tersebut membawa sperma
ð  Fertilisasi terjadi di dalam oviduk yang menghasilan zigot

Hewan Invertebrata
            Terjadi secara Seksual dan Aseksual
ð  Reproduksi Aseksual
Umumnya terjadi pada tumbuhan dan jarang pada hewan.
Contohnya yaitu dengan cara:
-          Fragmentasi (pemutusan bagian tubuh), dapat ditemukan pada cacing pipih (Planaria)
-          Pertunasan (budding) è proses terbentuknya tunas kecil, yang serupa dengan induk dari tubuh induk. Dapat dijumpai pada hewan parasit, contohnya adalah cacing pita pada daging babi dan mengahasilkan sistiserkus yang dapat ditemui pada daging babi yang kurang matang.

Hewan invertebrata yang tingkatannya lebih tinggi berkembang biak dengan cara partenogenesis (telur yang dihasilkan oleh hewan betina berkembang menjadi individu baru tanpa adanya proses pembuahan).
ð  Reproduksi Seksual
Sebagian besar invertebrata melakukan reproduksi seksual.
Ciri:
-          penyatuan gamet (fertilisasi), yaitu sperma dan ovum.
      Fertilisasi hewan invertebrata dapat dijumpai pada cacing tanah yang bersifat hemafrodit (sperma dan ovum dihasilkan oleh satu individu).